Kemenangan yang diperoleh Partai Demokrat diprediksi karena faktor pencitraan Ketua Dewan Pembina, SBY. Citra SBY dinilai sangat berpengaruh besar untuk menaikan perolehan suara Demokrat dalam pemilu kali ini.
"Citra SBY sangat kuat dan sangat dominan menaikan raupan suara demokrat. Kemenangan Partai Demokrat ini sangat luar biasa sebab prediksi awalnya yang akan menjadi pemenang adalah antara PDIP atau Golkar," ujar Analisis Politik Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Stategis (Puskaptis), Makmun Ibnu Ridwan.
"Bahkan prediksi semula kami tidak ada partai yang memperoleh suara di atas 20 persen. Artinya, kemenangan ini fantastis," lanjut Makmun di Cafe TGIF di Taman Ria Senayan, Jakarta, Kamis (9/4/2009).
Puskaptis juga menilai kemenangan PD bukan karena partai tersebut memiliki infrastruktrur yang kuat. Dibandingkan dengan partai besar lainnya, Demokrat dianggap Puskaptis yang sedkit lemah dalam hal infrastruktur.
"Infrastruktur Demokrat tidak terlalu kuat dibanding Golkar, PDIP bahkan dengan PKS. Kalau lima tahun ke depan tidak diperbaiki, bisa-bisa perolehan suaranya jatuh ke tujuh persen seperti tahun 2004," katanya.
Beberapa pendiri PD yang sudah keluar dan membuat partai baru, dianggap Makmum tidak ada pengaruhnya. Ketokohan SBY masih sentral. Tokoh-tokoh itu misalnya M Jasin yang mendirikan Partai Pakar Pangan hingg Ventje Rumangkang yang membuat Partai Barisan Nasional.
"Ketokohan SBY masih sentral. Tokoh-tokoh yang keluar dari PD tidak berhasil menarik simpati pemilih dan tidak kelihatan ketokohannya. Beda dengan Prabowo dan Wiranto yang keluar dari Golkar tapi ketokohannya tetap dipandang dan berhasil menarik simpati pemilih," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar