Kedutaan Besar RI di Washington DC pagi ini, Kamis, 9 April 2009, terlihat berbenah. Dari pintu gerbang, nampak berdiri satu tenda beratap biru abu-abu, lengkap dengan meja dan sepasang kursi untuk menerima tamu, tanda akan ada sebuah hajatan.
Tepat jam 10.00, Endang Isnaini Saptorini, koresponden
detikcom di Washington DC, memasuki gedung megah, kantor perwakilan pemerintah RI di Massachussets Avenue no.2020. Setelah melalui pintu sensor, detikcom segera menuju meja pendaftaran. Setelah menyerahkan surat panggilan dan KTP Jakarta yang kemudian difotocopy oleh petugas, detikcom diberi nomor urut dan dipersilahkan masuk ke ruang Presiden.
Di pintu ruang presiden, nomor urut yang diberikan oleh petugas di meja pendaftaran diserahkan kepada petugas yang akan mengecek kembali nomor tersebut dan menulis nama lengkap di balik kertas tersebut. Kertas itu diserahkan ke meja 3, digunakan oleh ketua PPSLN untuk memanggil para calon pemilih sesuai dengan nomor urut tersebut.
Setelah menunggu sejenak, ketua PPSLN Andang Purnama, menjelaskan kepada calon pemilih yang sudah duduk di ruang Presiden, mengenai tata cara pelaksanaan Pemilihan Umum. Dari pemeriksaan formulir, hingga memasukkan ke kotak suara dan berakhir dengan mencelupkan jari ke tinta sebagai tanda telah memilih.
Selain itu, Andang juga menjelaskan panitia menerima surat pendaftaran calon pemilih sebanyak 1.157 lembar. 257 di antaranya menyatakan akan datang langsung ke TPS di KBRI Washington DC. Selebihnya, sebanyak 871 calon pemilih akan mengirimkan hasil pilihannya melalui pos.
Pemilih pertama Pemilu 2009 di Washington DC mulai mencontreng jam 10.30 waktu setempat. Disaksikan oleh saksi-saksi dari 4 partai yang aktif berkampanye di Washington DC, Partai Demokrat, Golkar, PKS dan PDIP.
Setelah disumpah pada jam 9 pagi tadi, para saksi ini kemudian dipersilahkan untuk duduk di meja 4, bersebelahan dengan meja panitia pelaksana pemilihan Luar Negeri.
Salah satu saksi, Wahyu NHK, menyebutkan bahwa pemilu ini adalah yang kedua baginya selama berada di Washington DC. Namun tugas sebagai saksi ini baru kali ini diembannya.
"Dari partai kami, ada empat orang yang disumpah sebagai saksi pemilu. Tugas ini kami disesuaikan dengan jam kerja masing-masing. Saya akan kembali lagi ke sini sekitar jam 6, seusai jam kantor, untuk menyaksikan penghitungan suara," ungkap Wahyu kepada detikcom.
Lain lagi dengan Rizal, salah satu pemilih yang sudah 4 kali mengikuti Pemilu di Washington DC. "Pemilu kali ini lebih teratur rapi. Dan secara keseluruhan, saya menyukai sistem pelaksanaannya. Hanya saja perbedaan utama memang pada saat ada di bilik suara," ungkap Rizal yang terlihat bersemangat setelah memilih.
"Kali ini contreng dengan ballpoint biasa. Dulu kan coblos, jadi enggak bisa diapa-apain," kelakarnya.
Pemilihan berjalan lancar dan tertib. Kursi-kursi yang disediakan oleh Panitia Pemilihan Umum untuk para calon pemilih masih terlihat kosong. Hingga menjelang jam 12 siang, saat detikcom keluar dari KBRI, terlihat calon pemilih dari meja pendaftaran memperoleh nomor urut 48.