Satu film horor lagi akan segera meluncur di bioskop - bioskop tanah air.
Senin, 30 Maret 2009
Film Horor Masih Mendominasi Perfilman Indonesia
Satu film horor lagi akan segera meluncur di bioskop - bioskop tanah air.
Rumah produksi Rapi Films menyuguhkan keseksian Julia Perez dalam balutan nuansa horor.
Sabtu, 28 Maret 2009
Tangerang Di Landa Tsunami ( kecil )
Tangerang - dilanda bencana dengan jebolnya tanggul Situ Gintung tampaknya turut menghanyutkan isi danau keluar. Ikan Patin seberat 45 kg yang diduga berasal dari danau ditemukan warga di sungai. Warga menyebut ikan itu sebagai penghuni Situ Gintung.
Ikan itu ditemukan Akmal Ramadan, salah sorang kru PMI dan SAR Jakarta Selatan yang membantu pencarian korban. Saat tengah menyusur sungai mencari para korban, Akmal justru menemukan sebuah ikan besar.
Panjang ikan sekitar 1 meter dan lebar 40 cm. Saat ditemukan, di dekat ikan tersebut terdapat mayat salah seorang warga yang menjadi korban keganasan air Situ Gintung.
Minggu, 22 Maret 2009
Daun Yang Bermanfaat
TERNYATA teh bukan hanya enak diminum saja, loh! Tapi, bisa mengobati luka.
Caranya gampang, rebus setengah cangkir teh hijau atau hitam selama 10 menit, lalu saring. Dinginkan sebentar, kemudian masukkan air teh ke kulkas, dan biarkan selama 10 hari.
Pemakaian untuk luka goresan, yakni basahi kapas dengan teh, sapukan kapas ke atas luka dan diamkan selama lima menit. Lakukan empat kali sehari. Sementara luka karena sengatan matahari dengan membiarkan kapas yang sudah dibasahi teh di atas kulit yang terbakar selama 15-20 menit atau sampai kulit terasa dingin.
(Mom& Kiddie//tty)
Obat Palsu 25% Beredar di Indonesia
SEMAKIN canggih teknologi di dunia kesehatan, semakin canggih pula cara orang memalsukan obat. Selain berbahaya bagi kesehatan, obat palsu juga mengakibatkan kematian.
Siapa pun pasti akan sedih bercampur kesal jika memiliki penyakit yang tidak sembuh walaupun pengobatan intensif telah dilakukan. Kekesalan itu tentu saja akan melanda semua anggota keluarga. Apalagi setelah mengonsumsi obat yang dianjurkan dokter, kesehatan si pasien semakin memburuk. Apa yang salah dari kasus seperti ini?
Kesehatan si pasien semakin memburuk biasanya disebabkan banyak faktor. Salah satunya akibat mengonsumsi obat palsu. Mengonsumsi obat palsu sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat menyebabkan penyakit yang diderita semakin memburuk, bahkan kematian.
Menurut World Health Organization (WHO), 10 persen obat yang beredar di seluruh dunia adalah obat palsu. Bahkan, laporan terakhir yang dirilis United Stated Trade Representative (USTR) mengatakan 25 persen obat yang beredar di Indonesia adalah palsu. Keberadaan pasar gelap yang menjual obat-obat palsu, semakin memperparah situasi kesehatan masyarakat.
Berangkat dari keprihatinan terhadap maraknya peredaran obat-obat palsu di tengah masyarakat, International Pharmaceutical Manufactures Group (IPMG) meluncurkan sebuah website www.stopobatpalsu.com di Hotel Atlet Century Park, baru-baru ini.
Acara yang dihadiri Ketua IPMG Thierry Powis, Kepala Pusat Penyidikan Obat dan Makanan BPOM Drs Weddy Mallyan dan Komite Kebijakan Obat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Erni Purwani, terungkap bahwa obat palsu yang beredar di masyarakat telah sangat meresahkan dan sangat merugikan kesehatan masyarakat yang membelinya.
"Obat palsu memperburuk kondisi pasien dan mengakibatkan kematian. Sayangnya, masyarakat masih tetap percaya bahwa khasiat obat palsu sebanding dengan obat asli. Bahkan, dengan membeli obat palsu dianggap lebih menghemat keuangan keluarga," kata Ketua IPMG Thierry Powis dalam sambutannya.
Thierry menuturkan, yang disesalkan lagi adanya beberapa anggapan yang keliru tentang obat palsu. Misalnya, ada anggapan kalau obat palsu itu lebih murah dibandingkan obat asli sehingga lebih hemat. "Banyak sekali kekeliruan seperti itu terjadi. Padahal obat palsu dijual dengan harga yang sama dengan obat asli. Keliru pula mengatakan kalau obat yang murah tidak dipalsukan. Obat impor saja sangat banyak yang palsu, dan Indonesia adalah salah satu pasar terbesarnya," tutur Thierry.
Tercatat, menurut WHO, definisi obat palsu adalah obat yang diproduksi pihak yang tidak memiliki otoritas di bawah aturan undang-undang yang berlaku, atau produksi obat dengan penandaan yang meniru identitas obat lain yang telah memiliki izin edar.
Senada dengan Thierry, Kepala Pusat Penyidikan Obat dan Makanan BPOM Drs Weddy Mallyan mengaku obat palsu sebagian besar diproduksi dan didistribusikan di jalur ilegal dan masyarakat masih sangat sulit membedakan obat palsu dengan yang asli. "Itu karena bentuk obat, baik secara kasatmata sama persis. Kecuali dideteksi menggunakan alat khusus bernama Rapid Test Detector atau dengan melakukan penelitian di laboratorium," kata Weddy.
Weddy menyebutkan, 10 hingga 20 tahun lalu, obat palsu tidak mengandung zat aktif. Namun saat ini, obat palsu telah mengandung berbagai zat aktif yang tidak sesuai dengan persyaratan maupun dosis yang telah ditentukan dokter.
"Bahkan, tren pemalsuan obat semakin marak. Salah satu yang paling besar dan masih sangat mudah ditemukan adalah adanya pemalsuan obat-obat DE (disfungsi ereksi) dan lifestyle drug," katanya.
Yang harus dilakukan sekarang, menurut Weddy, adalah memutus mata rantai suplai maupun peredaran obat palsu, mengawasi sarana produksi, distribusi, dan pelayanan obat, pemeriksaan setempat, mengambil sampel obat di peredaran, pengujian laboratorium dan peningkatan kapasitas kemampuan petugas untuk mendeteksi obat palsu. "Kasus obat palsu tidak saja menjadi momok menakutkan di Indonesia, juga di seluruh dunia mengalaminya," tutur Weddy.
(sindo//tty)
Dian Sastro, Tidak Pede Waktu SMP
Senin, 16 Maret 2009 - 09:40 wib
JAKARTA - Dian Sastrowardoyo tidak pernah melupakan masa-masa SMP. Soalnya semasa remaja, Dian mengalami krisis percaya diri. Kenapa dan bagaimana ceritanya?
Aktris secantik Dian pernah tidak percaya diri? Jangan kaget. pemeran film Belahan Jiwa ini ternyata sempat mengalami krisis percaya diri sebelum jadi selebriti. Di masa-masa remaja, tingkat percaya dirinya benar- benar rendah. Saking tidak pede (percaya diri), mantan kekasih Abi Yapto ini malah enggan bergaul dengan rekan-rekannya di sekolah/
"Semua orang pasti pernah mengalami hal yang sama seperti saya. Untuk saya, masa yang benar-benar bikin saya tidak percaya diri terjadi waktu SMP," kata aktris peraih Piala Citra itu.
Sewaktu SMP, tubuhnya sangat kurus.Selain itu, dia juga menggunakan kawat gigi. Kebetulan, waktu masih remaja dulu,kawat gigi bukan hal yang umum dipakai remaja.
"Saat itu, aku benar-benar enggak percaya diri," katanya. Aktris yang baru saja bermain di film Drupadi ini menyadari bahwa dia tidak boleh lama-lama tidak percaya diri. Makanya, dia pun melakukan banyak perubahan. Caranya, dengan belajar dan memerhatikan tren fesyen yang tengah berkembang. Untungnya, Dian memiliki ketertarikan tinggi soal kecantikan.
"Dengan belajar, pelan-pelan rasa percaya diri itu timbul," ujarnya. Sekarang, status sebagai public figure membuat Dian semakin percaya diri. Namun, bukan berarti dia tidak berhenti untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Saat ini, dia malah punya cara unik untuk terus terlihat percaya diri. Salah satunya, mandi air hangat dan air dingin.
"Saya jadi lebih percaya diri berada di depan orang banyak,"tuturnya. Menurut Dian, terapi mandi air hangat dan air dingin sangat membantu untuk membersihkan tubuh dan menjaga kehalusan kulit. Air hangat digunakan untuk menghilangkan kotoran dari tubuh. Sedangkan, air dingin digunakan membuang kotoran yang ada di dalam pori-pori.
"Pastinya tubuh lebih segar," sebut pemeran film Ada Apa Dengan Cinta? ini. Selama mandi, Dian tidak memikirkan hal lain di luar urusan mandi, termasuk pekerjaan dan hal lainnya. Karena,menurutnya, mandi juga butuh konsentrasi.
"Kita tuh enggak pernah mikir, karena untuk mandi itu butuh konsentrasi. Kalau aku, tidak pernah memusingkan hal-hal lain selama berada di kamar mandi," ucapnya.
Sebagai seorang selebriti, Dian memang dituntut berpenampilan sempurna. Mulai ujung rambut hingga ujung kaki. Selain rajin melakukan perawatan dan mandi yang penuh konsentrasi, Dian juga banyak minum air putih. Dia memperbanyak minum air putih setiap hari dan mengurangi minuman lainnya yang kurang sehat bagi kulit, misalnya kopi.
Sejak dua tahun lalu, Dian juga menjalani pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan organik. "Sebisa mungkin aku makan bahan makanan organik. Misalnya telur dan daging ayam," akunya.
Jadwal kegiatannya yang padat sering membuatnya kesulitan menjaga pola makan dan mengonsumsi makanan sehat. Solusinya, Dian memutuskan berlangganan catering sehat. "Semua makanan sudah dihitung kalorinya. Jadi, aku tinggal makan aja, enggak perlu bingung lagi," imbuh dia.
Dian mengurangi konsumsi karbohidrat karena terlalu banyak karbohidrat bisa menimbulkan kulit wajah berbintik-bintik hitam. Sedangkan, untuk menjaga kebugaran dan mempertahankan tubuh ramping, Dian rajin fitness tiga kali seminggu. (sindo//ang)
Saipul Jamil, 24 Kali Cium Bibir Narji 'Cagur'
Selasa, 17 Maret 2009 - 15:18 wib
JAKARTA - Saipul Jamil harus beradegan ciuman bibir dengan Narji 'Cagur' di dalam film terbarunya. Lantaran grogi, Saipul selalu melakukan kesalahan sehingga adegan harus diulang hingga 24 kali.
"Awalnya, ingin bohongan. Tapi malah salah terus. Jadi diulang sebanyak 24 kali deh," kata Saipul saat ditemui di Planet Hollywood, Jakarta Selatan, Selasa (17/3/2009).
Merasa buang-buang waktu, akhirnya keduanya sepakat melakukan adegan tersebut secara sungguhan.
"Setelah beneran ciuman, kita cuma mengulang adegan 3 kali saja," ucap Saipul tertawa.
Saipul meminta jangan salah menafsirkan berbagai adegan yang dilakukan di film Pijat Atas Tekan Bawah . Dia melakukan itu semua demi tuntutan pekerjaan.
"Ini masalah profesional. Saipul Jamil yang berada di situ beda dengan yang aslinya kok," sebut mantan suami Dewi Persik ini. okezone.com
Ultah ke-15, GIGI Rilis Buku Minggu
Minggu, 22 Maret 2009 - 16:37 wib
JAKARTA - Di usianya ke-15, kelompok musik GIGI menelurkan sebuah buku. Buku tersebut berisi catatan perjalanan kelompok musik yang didirikan pada 22 Maret 1994 ini.
Menurut rencana, buku itu akan diluncurkan pada 31 Maret di Ball Room Jakarta Theatre XXI, Jakarta Pusat.
"Nanti 31 Maret acaranya mau launching buku. Buku tentang 15 tahun perjalanan GIGI. Banyak hal yang tidak diungkapkan, akan diungkapkan di sini," kata gitaris GIGI, Dewa Budjana, dalam jumpa pers di markas GIGI di Jalan Tebet Dalam 4F, Jakarta Selatan, Minggu (22/3/2009).
Dalam edisi perdananya, buku ini akan dicetak sebanyak 3.400 eksemplar. Saat ini sudah ada 250 orang yang memesan buku setebal 420 halaman ini. Menurut Dewa Budjana, buku ini cukup tebal untuk menceritakan kisah perjalanan sebuah kelompok musik.
Buku ini dibanderol seharga Rp240.000 dan ditulis oleh Adib Hidayat. "Ada bonus DVD konser 11 Januari tahun lalunya," kata Budjana berpromosi.
Sementara Gusti Hendy, sang drumer, mengaku terharu dengan kehadiran buku ini. "Karena ngikutin gigi dari tahun 1994, ngelihat buku ini bagian dari GIGI buat gue sejarah," ujarnya.
Sementara itu, sang vokalis, Armand Maulana mengatakan, kisah-kisah yang selama ini tidak terangkat di masyarakat tentang GIGI akan diungkap di dalam buku ini. "Ada untold stories yang belum diceritakan pers. Menariknya di situ. Misalnya cerita si Budi, kenapa sampai keluar," ungkap Armand.
Armand pun menyarankan agar musisi-musisi Tanah Air juga membaca buku ini. Ada banyak pelajaran yang bisa diambil.
okezone.com
Jelajah Eropa Murah Meriah
Inilah yang dilakukan jebolan Institut Teknologi Bandung Jurusan Teknik Industri, Marina Silvia Kusumawardhani. Dengan berbekal uang sebesar USD1.000, wanita kelahiran Bandung, 30 Agustus 1983, ini menjejakkan kaki ke 45 kota di 13 negara yang berada di benua Eropa.
Beberapa negara yang dilintasi Marina, di antaranya Jerman, Rusia, Finlandia, Denmark. Prancis, Spanyol, Italia, Austria, dan Ceko. Besarnya biaya tersebut untuk melakukan perjalanan selama enam bulan, belum termasuk biaya tiket pesawat menuju Eropa pergi-pulang serta urusan visa yang juga habis sekitar USD 1.000.
Lantas bagaimana caranya Marina dapat menghemat biaya perjalanan? Rupanya bungsu dari lima bersaudara ini, menjalin jejaring pertemanan melalui situs yang menghubungkan sesama pelancong dari seluruh dunia. Para anggota harus siap menjadi tuan rumah maupun tamu dari rekan sesama pelancong yang tergabung dalam situs tersebut.
Pengalaman berharga tersebut, dia tuangkan dalam buku "Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1.000 Dolar". Di samping menceritakan pengalaman, dalam buku itu pembaca juga dapat melihat dialog-dialog menarik yang terjadi antara Marina dengan berbagai orang yang berasal dari beragam suku bangsa, kebudayaan, dan agama. Dia juga membagi pengalamannya ketika merayakan hari Idul Fitri di Wina, Austria.
Pelancong lain Kamila Adinda Maulani. Dia mengaku juga menghabiskan uang sebesar itu. Namun, Kamila hanya berkesempatan mendatangi tiga negara, yaitu Belanda, Belgia, dan Jerman. Di Belanda, dia mengunjungi Amsterdam, sedangkan sewaktu di Jerman, dia berwisata ke Berlin, Frankfurt, dan Hanover.
Sama seperti Marina, untuk menghemat biaya pengeluaran, Kamila pun menginap di rumah temannya selama perjalanan yang berlangsung 10 hari itu. Daripada berlokasi ke objek-objek wisata, Kamila lebih memilih mengunjungi museum, pameran- pameran, atau galeri di kota tersebut. "Lebih murah berkunjung ke tempat itu. Kalau bazar gratis dan pameran juga gratis," kata wanita berusia 29 tahun yang menetap di Singapura ini.
Soal makan, tempat menginap, maupun akomodasi antarkota, mungkin Kamila masih dapat menekan seminim mungkin. Namun lain soalnya untuk oleh-oleh dan belanja pakaian. Mumpung di Eropa, Kamila memanfaatkan waktu yang ada untuk berburu busana yang menarik.
Pengalaman travel dengan biaya rendah juga dirasakan Nila Tanzil. Dari titik awal Amsterdam, Nila berangkat ke Brussel dengan naik kereta. Lalu terbang ke Italia dengan pesawat yang cukup murah. Pada saat itu hanya 60 euro. Selama dua minggu di Italia, Nila tinggal di rumah pamannya. Nila mengaku, kereta memang menjadi moda transportasi yang efisien dan murah, yang menghubungkan antarkota bahkan negara. Dengan kereta, dia berpelesir ke Florence dan Venesia.
"Lalu saya balik lagi ke Roma naik kapal laut ke Yunani. Kapal laut juga jauh lebih murah ketimbang pesawat," ujarnya. Untuk menyeberangi lautan menuju Yunani, Nila harus rela menghabiskan waktu 16 jam penuh. Kendati demikian , Nila menuturkan, rasa penat langsung terbalas begitu melihat keindahan Kota Athena dan Pulau Mycone, serta Pulau Syros.
Untuk menghemat biaya, selama perjalanan Nila mengaku bermalam di hostel jika tidak mempunyai kenalan di kota itu. Dia pun makan di tempat yang murah. Nah, jika kantong sudah menipis, mau tidak mau harus siap kemping. "Yang paling penting kalau mau bagpacking, kenakan sepatu datar supaya kuat jalan jauh dan lumayan bisa hemat ongkos," sarannya.
Sumber okezone.com
Sabtu, 21 Maret 2009
8 Alasan Kenapa Pasangan Selingkuh
KOMPAS.com — Berdasarkan data, ternyata 26-30 persen kasus perselingkuhan disebabkan kehidupan seksual yang tidak memuaskan.
Demikian diungkap ginekolog dan konsultan seks Boyke Dian Nugraha pada seminar bertema "Love, Sex and Harmony" di Jakarta, Kamis (19/3).
Kehidupan seksual yang tidak memuaskan bisa ditandai dengan pernyataan, "Aduh dok, istri saya itu solo. Datang-datang langsung buka baju, kayak kambing guling aja," kata Boyke.
Kata Boyke, perlu bagi pasangan untuk tahu teknik-teknik berhubungan seks sehingga tidak langsung 'tancap gas'.
Bila hal ini menjadi kebiasaan, akan menjadi bumerang bagi pasangan sendiri. Perselingkuhan pun bisa jadi solusi untuk itu. Sekurangnya ada 8 alasan kenapa pasangan Anda selingkuh:
1. Pelarian emosional dari pasangannya.
2. Rasa ingin tahu tentang seperti apa seks dengan orang lain yang bukan pasangannya. Semuanya itu bermula dari rasa penasaran akan apa yang ada di balik itu (maksudnya di balik celana dalam pria). "Bagaimana sih rasanya bercinta dengan pria kulit hitam karena suaminya berkulit putih," Boyke mencontohkan.
3. Kemarahan atau permusuhan yang terpendam dengan pasangannya.
4. Keinginan untuk merasakan lebih banyak seks atau jenis seks yang berbeda dari yang didapat dari pasangannya.
5. Dorongan ego.
6. Ketidakmampuan membentuk komitmen yang dalam.
7. Menghindar dari masalah perkawinan atau pribadi.
8. Untuk menghilangkan rasa sakit akibat kehilangan, sebagai contohnya, kematian orang yang dicintai atau anak yang pergi sekolah ke tempat lain.
Ketika pasangan menyadari adanya persoalan di atas, sebaiknya menyadari secepatnya. Lalu apakah berani pasangan membuka diri dan menjalin komunikasi yang sehat untuk mengemukakan persoalan secara terbuka. Jika tidak, maka pintu gerbang perselingkuhan, yang adalah hubungan seksual di luar pernikahan resmi, akan terbuka lebar.Obama Meminta Maaf
Liputan6.com, Washington: Presiden Amerika Serikat Barack Obama meminta maaf karena berkelakar di acara televisi bahwa permainan bowling yang buruk adalah "seperti Olimpiade Penyandang Cacat". Dia mengeluarkan pernyataan itu ketika muncul adalam acara talk show komedi Tonight Show bersama Jay Leno, dan kemudian dia harus menelpon ketua Komite Olimpiade Penyandang Cacat untuk meminta maaf.
Ketika menanggapinya, Timothy Shriver mengatakan kelakar Obama itu dapat dianggap "mempermalukan" orang-orang cacat. Organisasi itu membantu para penyandang cacat di bidang olah raga. Komite itu didirikan tahun 1968 dan sekarang menjalankan program di lebih dari 180 negara.
Ketika ditanya mengenai pernyataan Obama itu Ketua Komite Olimpiade Penyandang cacat, Timothy Shriver mengatakan presiden telah meminta maaf atas pernyataannya itu. "Dia mengatakan tidak bermaksud mempermalukan masyarakat penyandang cacat," kata Shriver.
Tetapi dia menekankan bahwa pernyataan presiden itu juga jangan langsung dikesampingkan. "Saya rasa sangat penting untuk melihat bahwa kata-kata bisa menyakitkan dan kata-kata sangat penting," katanya.(ADO/BBC)
Peradilan Rakyat
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.
"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."
Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.
"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."
"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."
Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.
"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri."
Pengacara tua itu meringis.
"Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan."
"Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!"
Pengacara tua itu tertawa.
"Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf.
"Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan," sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, "jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini."
Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang.
"Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog."
"Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya."
"Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani.
Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin danbeku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang.
Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini."
Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior itu menyimak. Kemudian ia melanjutkan.
"Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk membelanya."
"Lalu kamu terima?" potong pengacara tua itu tiba-tiba.
Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu dengan heran.
"Bagaimana Anda tahu?"
Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata: "Sebab aku kenal siapa kamu."
Pengacara muda sekarang menarik napas panjang.
"Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."
Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
"Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?"
"Antara lain."
"Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku."
Pengacara muda tertegun. Ia menatap, mencoba mengetahui apa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu.
"Jadi langkahku sudah benar?"
Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.
"Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?"
"Tidak! Sama sekali tidak!"
"Bukan juga karena uang?!"
"Bukan!"
"Lalu karena apa?"
Pengacara muda itu tersenyum.
"Karena aku akan membelanya."
"Supaya dia menang?"
"Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku."
Pengacara tua termenung.
"Apa jawabanku salah?"
Orang tua itu menggeleng.
"Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya, kamu akan berhasil keluar sebagai pemenang."
"Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan."
"Tapi kamu akan menang."
"Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang."
"Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini."
Pengacara muda itu tertawa kecil.
"Itu pujian atau peringatan?"
"Pujian."
"Asal Anda jujur saja."
"Aku jujur."
"Betul?"
"Betul!"
Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut. Yang tua memicingkan matanya dan mulai menembak lagi.
"Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan karena takut, bukan?"
"Bukan! Kenapa mesti takut?!"
"Mereka tidak mengancam kamu?"
"Mengacam bagaimana?"
"Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya juga adalah sebuah ancaman. Dia tidak memberikan angka-angka?"
"Tidak."
Pengacara tua itu terkejut.
"Sama sekali tak dibicarakan berapa mereka akan membayarmu?"
"Tidak."
"Wah! Itu tidak profesional!"
Pengacara muda itu tertawa.
"Aku tak pernah mencari uang dari kesusahan orang!"
"Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?"
Pengacara muda itu terdiam.
"Bagaimana kalau dia sampai menang?"
"Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan!"
"Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?"
Pengacara muda itu tak menjawab.
"Berarti ya!"
"Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!"
Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi, ia mengangkat tangannya.
"Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan itu bukan karena takut, bukan karena kamu disogok."
"Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa sogokan. Aku tidak takut."
"Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan balas jasa atau perlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi kemanusiaan di mancanegara yang benci negaramu, bukan?"
"Betul."
"Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang.
Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional."
Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan.
"Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia."
Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayahnya. Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan.
"Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
"Tapi..."
Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara muda.
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam."
Entah karena luluh oleh senyum di bibir wanita yang memiliki mata yang sangat indah itu, pengacara muda itu tak mampu lagi menolak. Ia memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga wanita itu, agar suaranya jangan sampai membangunkan orang tua itu dan berbisik.
"Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan ini terlalu tergesa-gesa. Aku akan memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali seperti burung di udara. Dan semoga itu akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang lalai."
Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi. Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.
Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.
"Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku," rintihnya dengan amat sedih, "Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?" ***
Puisi
Yang Tersisa di Meja Makanku
Pagi itu
Yang tersaji di meja makanku
potongan kepala ikan beserta tulang,
diselingi nasi yang hampir jadi kerak
Sambil dengarkan engkau berkata tentang
cinta yang hilang di pagi hari.
Oh ludahmu banjiri piring makan ku,
caci makimu bikin aku kenyang.
Pagi itu seekor kucing kirim aku
sepotong kepala ikan di meja makan
Pagi itu beras di dapur habis tercuri tikustikus
Pagi itu kau menunggu cintamu pulang
depan pagar rumah
Bekasi, 27 juli 2008
Sumber: http://www.puisi-indonesia.org/puisi/yang-tersisa-di-meja-makanku.html
Etika & Filsafat Komunikasi
Heni Shintawati
105051001892
KPI /4/B
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAAN ISLAM
FAKULTAS DAKWA DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2007
HAKIKAT KEBENARAN
1
Pengertian benar menurut etika (ilmu akhlak) ialah hal-hal yang sesuai /cocok dengan peraturan-peraturan secara objektif “Benar” adalah satu tak ada dua benar yang bertentangan, mungkin salah satunya saja yang benar atau kedua-duanya salah. Jadi kebenaran itu pada dasarnya satu dan yang bermacam macam tersebut hanyalah bagaimana cara menyapai kebenaran tersebut.
Apabila benar itu kriterianya adalah peraturan, maka adalah wajar apabila kita dapati didunia ini yang berlainan. Bahkan mungkin bertentangan antara benar menurut waktu yang lain atau benar menurut sesuatu golongan dengan benar menurut golongan yang lain, sebab peraturannya berlainan.
Secara objektif, bahwa benar hanyalah satu dan tak mungkin mengandung perlawanan didalamnya, maka pada hakikatnya yang benar itu adalah pasti dan hanya satu, yang dibuat maha satu, peraturan yang dibuat oleh manusia yang bersifat relatif adalah benar apabila tidak bertentangan dengan peraturan objektif yang dibuat oleh tuhan,
Dalam fisafat, pengajian tentang standar kebenaran amat penting karena salah satu definisi filsafat adalah cinta kebenaran.
Karl popper, filosof Jerman menegaskan bahwa pemikiran yang sudah dianggap benar itu harus digugat kembali, caranya adalah dengan mengadakan dekontruksi pemikiran yaitu mengadakan pengkajian ulang terhadap data data yang terkumpul. Suatu teori yang sudah dianggap benar, maka teori itu harus tahan uji (testable).
Yakni dengan mencari data baru yang bertentangan dengan itu kalau data itu bertentangan dengan teori yang ada maka otomatis teori itu tersebut batal (refutability) sebaliknya kalau data itu cocok dengan teori lama. Maka teori itu semakin kuat (corrobartion).
2 Menurut laningan ( naskah akta) Ada 3 Teori kebenaran
Teori koherensi
Suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan ini koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya dianggap benar.
Jika kita mengangap bahwa “ semua manusia itu akan mati” adalah suatu pernyataan yang benar maka pernyataan sih fulan adalah seorang manusia dan sih fulan pasti akan mati, adalah benar pula sebab koheren atau konsisten dengan pernyataan pertama
Teori Korespondensi
Suatu pernyataan adalah benar jikalau materi yang terkena oleh Persyaratan itu berkorespondesi (Berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan itu
Bahwa jakarta adalah ibukota RI, itu adalah benar berkorespondesi dengan fakta.
Teori korespondensi ini pada umumya di anut oleh para pengikut realisme, Diantara pelopor teori korespondensi ini adalah plato, Aristoteles, Moore, Russel, Ramsey dan tarski, teori ini dikembangkan oleh bertrand Russell (1872-1970)
Teori pragmatik
Suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia.
Kalau teori x dikembangkan menjadi teori y yang kemudian teori y berhasil dibuktikan maka teori x itu benar.
Istilah pragmatisme ini sendiri diangkat pada tahun 1865 oleh charles. S. pierce ( 1839-1914)
3. Mehdi Ha’ iri yazdi, profesor filsafat di unirvesitas teheren menambahkan bahwa ukuran kebenaran itu tidak hanya koheresi, korespondensi, dan pragmatis tetapi ada tambahannya yaitu ilmu hudhuru/ iluminasi.
Ilmu iluminasi ini berada dengan korespondesi karena kalau dalam korespondensi membutuhkan objek diluar diri seperti meja dan kursi. Adapun iluminasi tidak memiliki objek diluar dirinya tetapi objek itu sendiri adalah objek subjektif yang ada pada dirinya.
Para sufi pada umumya mengakui dan bahkan mempertegas keberadaan konsep iluminatif ini, oleh sebagian sufi, iluminasi itu adalah pengetahuan diri tentang diri yang berasal dari penyinaran dan anugrah tuhan. Pengetahuan tersebut di gambarkan dengan berbagai ungkapan dan keadaan. Ada yang menyebutkannya dengan terbukanya hijab antara dirinya dengan tuhan sehingga pengetahuan dan rahasianya dapat diketahui. Ada yang mengukapkan dengan rasa cinta yang dalam sehingga antara dia dengan tuhan tidak ada rahasia lagi.
Bagi Ha’iri Yazdi pengetahuan para sufi itu di perkuat dengan meletakan landasan yang lebih rasional dan argumen filosofis. Menurutnya pengetahuan para sufi tersebut adalah bagian dari pengetahuan subjek yang merupakan dasar atau prasyarat sebelum mengetahui objek eksternal.
Daftar Pustaka
Prof. UchJana Effendy, Onong. M.A. 2003 Ilmu, Teori dan filsafat
komunikasi. Citra Aditya Bakti: Bandung
Drs. Bakhtiar, Amsal .MA.1997. filsafat Agama. Logos: Jakarta
Ha’iri Yazdi, mehdi. 1994. Ilmu hudhuri. Mizan:Bandung