rss

Minggu, 22 Maret 2009

Jelajah Eropa Murah Meriah

BERKELILING Eropa dengan biaya minim? Mungkin hanya mimpi pada siang hari. Namun, jangan pesimis dulu, beberapa pelancong mengaku dapat menjelajahi negara tersebut hanya dengan modal uang seadanya dan tekad yang bulat.

Inilah yang dilakukan jebolan Institut Teknologi Bandung Jurusan Teknik Industri, Marina Silvia Kusumawardhani. Dengan berbekal uang sebesar USD1.000, wanita kelahiran Bandung, 30 Agustus 1983, ini menjejakkan kaki ke 45 kota di 13 negara yang berada di benua Eropa.

Beberapa negara yang dilintasi Marina, di antaranya Jerman, Rusia, Finlandia, Denmark. Prancis, Spanyol, Italia, Austria, dan Ceko. Besarnya biaya tersebut untuk melakukan perjalanan selama enam bulan, belum termasuk biaya tiket pesawat menuju Eropa pergi-pulang serta urusan visa yang juga habis sekitar USD 1.000.

Lantas bagaimana caranya Marina dapat menghemat biaya perjalanan? Rupanya bungsu dari lima bersaudara ini, menjalin jejaring pertemanan melalui situs yang menghubungkan sesama pelancong dari seluruh dunia. Para anggota harus siap menjadi tuan rumah maupun tamu dari rekan sesama pelancong yang tergabung dalam situs tersebut.

Pengalaman berharga tersebut, dia tuangkan dalam buku "Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1.000 Dolar". Di samping menceritakan pengalaman, dalam buku itu pembaca juga dapat melihat dialog-dialog menarik yang terjadi antara Marina dengan berbagai orang yang berasal dari beragam suku bangsa, kebudayaan, dan agama. Dia juga membagi pengalamannya ketika merayakan hari Idul Fitri di Wina, Austria.

Pelancong lain Kamila Adinda Maulani. Dia mengaku juga menghabiskan uang sebesar itu. Namun, Kamila hanya berkesempatan mendatangi tiga negara, yaitu Belanda, Belgia, dan Jerman. Di Belanda, dia mengunjungi Amsterdam, sedangkan sewaktu di Jerman, dia berwisata ke Berlin, Frankfurt, dan Hanover.

Sama seperti Marina, untuk menghemat biaya pengeluaran, Kamila pun menginap di rumah temannya selama perjalanan yang berlangsung 10 hari itu. Daripada berlokasi ke objek-objek wisata, Kamila lebih memilih mengunjungi museum, pameran- pameran, atau galeri di kota tersebut. "Lebih murah berkunjung ke tempat itu. Kalau bazar gratis dan pameran juga gratis," kata wanita berusia 29 tahun yang menetap di Singapura ini.

Soal makan, tempat menginap, maupun akomodasi antarkota, mungkin Kamila masih dapat menekan seminim mungkin. Namun lain soalnya untuk oleh-oleh dan belanja pakaian. Mumpung di Eropa, Kamila memanfaatkan waktu yang ada untuk berburu busana yang menarik.

Pengalaman travel dengan biaya rendah juga dirasakan Nila Tanzil. Dari titik awal Amsterdam, Nila berangkat ke Brussel dengan naik kereta. Lalu terbang ke Italia dengan pesawat yang cukup murah. Pada saat itu hanya 60 euro. Selama dua minggu di Italia, Nila tinggal di rumah pamannya. Nila mengaku, kereta memang menjadi moda transportasi yang efisien dan murah, yang menghubungkan antarkota bahkan negara. Dengan kereta, dia berpelesir ke Florence dan Venesia.

"Lalu saya balik lagi ke Roma naik kapal laut ke Yunani. Kapal laut juga jauh lebih murah ketimbang pesawat," ujarnya. Untuk menyeberangi lautan menuju Yunani, Nila harus rela menghabiskan waktu 16 jam penuh. Kendati demikian , Nila menuturkan, rasa penat langsung terbalas begitu melihat keindahan Kota Athena dan Pulau Mycone, serta Pulau Syros.

Untuk menghemat biaya, selama perjalanan Nila mengaku bermalam di hostel jika tidak mempunyai kenalan di kota itu. Dia pun makan di tempat yang murah. Nah, jika kantong sudah menipis, mau tidak mau harus siap kemping. "Yang paling penting kalau mau bagpacking, kenakan sepatu datar supaya kuat jalan jauh dan lumayan bisa hemat ongkos," sarannya.
Sumber okezone.com

0 komentar:


Posting Komentar

 

statistik blog

Halaman ini sudah di akses sebanyak
Powered by  MyPagerank.Net

Apa Kata Mereka


ShoutMix chat widget

Pengikut